Judul:
Sherlock, Lupin, dan Aku 1: Kawanan Si Nyonya Hitam
Penulis:
Alessandro Gatti, based on the correspondence of Irene Adler
Ilustrasi:
Iacorpo Bruno
Pengalih
Bahasa: Tanti Susilawati
Penyunting:
Kartika Indah Prativi
Redesain:
Meita Safitri
Penerbit:
PT. Bhuana Ilmu Populer
Cetakan/TahunTerbit:
3/Juli 2016
Halaman:
264 halaman
ISBN
10: 602-249-322-6
ISBN
13: 978-602-249-322-8
![]() |
Cover Sherlock, Lupin dan Aku: Kawanan Si Nyonya Hitam |
Ulasan:
Awalnya,
saya tidak pernah ada niatan membeli atau membaca buku semacam ini. Saya lebih
suka menonton filmnya. Saya suka menonton film tentang detektif, entah itu live
action atau animasi. Dari kecil suka
sekali menonton animasi Detective Conan. Kalau sekarang, kadang nonton movie-nya karena animasinya sudah tidak
disiarkan lagi di stasiun TV nasional.
Nah,
suatu hari, saya dapat bingkisan kado ultah dari sebuah penerbit. Salah satu
isinya adalah buku novel seri Sherlock, Lupin dan Aku. Saya dapat yang seri 2
waktu itu. Yap, dari penerbit BIP tentunya. Penerbit yang menerbitkan novel
seri ini.
Saya
baca tiap lembar halamannya. Karena semakin penasaran setiap membacanya, cepat-cepat
saya selesaikan novel itu. Baru saya sadari, ternyata membaca novel detektif seru
juga. Nggak kalah seru dengan menonton filmya. Jadi deh, saya beli buku seri Sherlock, Lupin dan Aku yang seri pertama
ini.
Novel
ini menggunakan sudut pandang pertama. Diceritakan oleh Irene Adler.
Irene
Adler pertama kali berkenalan dengan Sherlock Holmes dan Arsene Lupin ketika di
Saint Malo. Saat itu usianya 12 tahun. Irene bersama Ibunya sedang berlibur
ke Saint Malo. Irene yang tak mau
menghabiskan hari pertamaya untuk membereskan barang-barang bawaannya memilih
keluar rumah dan akhirnya bertemu dengan Sherlock di sebuah benteng. Saat Tuan
Nelson, pelayan keluarga Adler, menemukan Irene, Irene dan Sherlock lari. Irene
pun akhirnya bertemu dengan Lupin. Bertiga, mereka akhirnya berteman.
Saat
sedang berada di dekat pantai, mereka menemukan mayat seorang laki-laki. Ada
secarik kertas di saku mayat itu. Kertas itu bertuliskan, “Laut akan menghapus kesalahanku.”
Sesuatu
yang membuat Sherlock dan Lupin merasa janggal. Di saat yang sama, Irene
melihat sesosok bertudung di puncak bukit. Dari sanalah petualangan dimulai.
Irene yang awalnya merasa takut menjadi tertarik. Hidupnya terasa berubah.
Ketiga
sahabat itu diam-diam menyelediki apa yang sebenarnya terjadi. Mereka pergi ke
hotel yang sempat ditinggali oleh Lambert atau Poussin, lelaki yang ditemukan tewas di tepi pantai.
Hilangnya
kalung berlian milik Nyonya Martigny menambah kasus di Saint Malo. Orang-orang
menduga kalau kalung berlian Nyonya Martigny dicuri oleh pencuri atap.
Irene
dan Sherlock juga melihat sosok tinggi berpakaian serba hitam yang berjalan di
atap sewaktu mereka melarikan diri dari kejaran para penjahat. Inilah yang
orang-orang kira pencuri atap.
Penggambaran
setting yang detail membuat saya bisa membayangkan seperti apa kejadiannya.
Saya jadi belajar soal menuliskan setting
Petunjuk
demi petunjuk dibuka secara perlahan. Saya mencoba menebak siapa pelaku atau
dalang dari semua yang terjadi di Saint Malo itu. Dan,,, tebakan saya keliru.
Hahaha... , tapi tebakan saya kalau kasusnya berhubungan, benar. 😁
“Orang yang tak baik selalu berakhir tak baik
pula.” (Halaman 238)
Kata-kata
di atas ini membuat saya berhenti sejenak saat membacanya. Lantas mengulangnya
kembali. Ya, memang benar. Mending pilih jadi orang baik saja, ya. Hehe...
Yang
tidak saya duga adalah soal pencuri di atap. Benar-benar tidak tertebak soal
ini.
Meski
ada beberapa typo di bagian tanda petik, tapi itu tidak mengurangi keseruan
novel ini. Saya pun semakin penasaran dengan kisah-kisah selanjutnya. Saya juga
penasaran tentang ayah Lupin, Tuan Theophraste Lupin, yang di sini digambarkan
sebagai pemain sirkus yang katanya juga seorang pencuri.
Tiga anak luar biasa, sahabat sejati.
Tiga otak cemerlang yang mengungkap kisah
kejahatan.
Serangkaian petualangan yang mendebarkan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Udahan
ya, review ala-ala ini. Hehe...
Sampai
keteemu di review buku selanjutnya. Bye bye... 😃
Wassalamu’alaikum.