Baca Buku ini Kalau Kamu Sering Overthinking
Judul: Sebelum Lelap
Penulis: Febriawan Jauhari dan Nidaussalwa Assa’adah
Penyunting: Nida
Tata Letak: Jauh
Cover Luar: Jauh
Cover Dalam: Gib’s Illustration
Penerbit: bukujauh
Cetakan/TahunTerbit: 2/Mei 2023
Halaman: 190 halaman
Cover depan Buku Sebelum Lelap
Blurb:
Kapan pikiran kita menjadi begitu liar? Sesaat sebelum lelap. Ia berkelana ke banyak tempat; ke masa lalu, ke masa depan, ke mimpi-mimpi yang tak kunjung tercapai, ke harapan-harapan orang sekitar, dan lusinan tempat lainnya.
Sayangnya, energi kita sudah habis karena dipakai seharian, wal hasil kita mengunjungi tempat-tempat itu dalam keadaan lelah. Lelah yang bertumpuk yang akhirnya membuat kita sakit. Maka alih-alih menikmati kunjungan itu, justru keadaan kita menjadi semakin buruk. Masa lalu yang seharusnya dikunjungi dengan keberanian, tersebab sakit, kini dikunjungi dengan keraguan. Masa depan yang seharusnya dikunjungi dengan optimis, tersebab sakit, kita malah menjadi pesimis. Begitu seterusnya. Kita butuh pereda sakit agar pikiran kita bisa kuat berkelana, memikirkan dan merenungi banyak hal.
Tahukah
kamu sebaik-baik pereda itu? Adalah pemahaman baik tentang hidup. Buku sebelum
lelap ini hadir dengan pemahaman-pemahaman baik itu. Ditulis dalam bentuk
analogi dan tamsil-tamsil kehidupan, menjadikannya bacaan yang ringan, tidak
berat untuk diproses kepala. Dan bukankah memang bacaan seperti itu yang kita
butuhkan sebelum lelap? Ringan tapi menyegarkan jiwa. Sederhana tapi menenangkan.
Membuat muhasabah menjadi nikmat.
Ulasan:
Ini buku kedua dari bukujauh
yang saya baca. Waktu itu beli 3 buku sekaligus. Terpikat setelah melihat
kutipan-kutipannya di instagram. Dan memang aku merasa butuh buku ini.
Seringnya, sebelum tidur,
pikiran kita berkelana ke masa lalu, masa depan, dan masalah-masalah yang
sedang dihadappi. Iya kalau yang dipikir yang bagus-bagus, yang enak-enak,
mungkin bisa bikin senyum-senyum sendiri. Tapi lebih sering pikiran-pikiran
jahat yang menghampiri. Dan tahukah kamu, kalau misal kita memikirkan satu
pikiran negatif, maka otak akan membuat kita memikirkan hal-hal serupa atau
sejenis.
Buku ini berisi tlisan-tulisan yang singkat, sederhana, tapi jleb. Ngerti kan, maksudnya jleb? Cukup untuk menenangkan pikiran-pikiran jahat kita. di setiap akhir bab ada quote menarik yang instagramable menurutku.
“Dalam pandanganmu, mungkin kamu adalah sampah. Tapi bagi yang tulus mencintaimu besok lusa, kamu adalah perhiasan terindah yang pernah ia punya.” (Halaman 10)
Penulisannya pake tamsil-tamsil gitu dan aku suka banget yang kaya gini. Lebih masuk ke otak gitu. Apa itu tamsil? Menurut KBBI Online, tamsil yaitu persamaan dengan umpama (misal).
Temen-temen kalau haus tuh lebih suka dikasih seember air atau sebotol air? Pasti sebotol air kan? Meski seember air lebih banyak daripada sebotol air, tapi sebotol air aja sudah ukup. Jadi, banyak belum tentu baik dan sedikit belum tentu tidak baik. Kalau sedikit, tapi mendekatkan ke Allah, maka itu baik.
Hidup yang terasa pelik, kalau kita punya pemahaman-pemahaman yang baik, maka semua akan terlewati dengan mudah. Dan ada banyak pemahaman-pemahaman baik yang ditawarkan buku ini.
“Sebergelombang
apapun masalah hidup, jika hati berisikan sabar dan syukur sedalam dan seluas
lautan, hidup akan tetap indah.” (Halaman 104)
Buku ini cocok untuk kamu yang merasa lelah, tapi sulit untuk tidur. Untuk kamu yang sering overthinking. Aku pernah mengalami hal yang sama sepertimu. Tidak mudah untuk tidur, pikiran ke mana-mana. Dan aku tahu itu nggak enak banget.
Kalau
teman-teman mau samaan punya buku ini kaya aku, temen-temen bisa cek di sini
Sama seperti buku sebelumnya, pas aku beli buku ini,dapat amplop juga yang isinya surat satu foto. Bisa dilihat di foto yang ada di atas ya.
Sampai jumpa lagi di review buku ala Lish selanjutnya. :)