Monday, May 14, 2018

Cernak: Robot Idaman-Lish Adnan

Cerita anak berjudul Robot Idaman ini dimuat di Suara Merdeka edisi 14 Mei 2017. Naskah ini saya kirim pada tanggal 10 April 2017. Hampir satu bulan, ya. 

Cernak ini terinspirasi  dari pria idaman. Eh, bukan ding! 😜 Cernak ini terinspirasi dari mainan robot-robotan. Saat terpikir mainan robot, saya buka kembali memori ingatan saya beberapa tahun silam. Saat menuliskannya, saya membayangkan masa itu. Masa di mana adik mempunyai mainan robot-robotan.
Yuk, mari langsung dibaca!


Robot Idaman
Oleh Lish Adnan
Robot Idaman-Lish Adnan

Danu ingin sekali punya robot-robotan. Teman-teman di sekolahnya, banyak yang punya. Hampir setiap jam istirahat, mereka membicarakan soal robot miliknya yang hebat.
Siang ini, mereka sudah janjian akan ke rumah Andi untuk main robot-robotan. Danu yang tidak punya robot jadi merasa sedih. Tapi dia tetap akan datang ke rumah Andi.
Setelah makan siang di rumah, Danu pamit pada Ibu untuk ke rumah Andi.
Rumah Andi sudah ramai oleh anak-anak. Ternyata tidak hanya anak laki-laki, ada anak perempuan juga. Tapi anak perempuan tidak membawa robot. Mereka hanya ingin menyaksikan para robot beraksi seperti halnya Danu.
Ciuuu... Ciuuu... Drot totototot....
Fire, fire...
Suara robot di halaman rumah Andi terdengar ramai sekali. Anak-anak berkerumun melihat aksi para robot.
Danu sampai melongo saat melihat robot milik Andi beraksi.
“Koda siap bertugas,” suara robot milik Andi yang bernama Koda. Usai mengeluarkan kata-kata seperti itu, robot itu memberi hormat lalu mulai berjalan dan mengeluarkan bunyi tembakan.
“Wah, keren sekali robot milikmu, Andi,” komentatr Reza.
“Iya, dia bahkan bisa berbicara,” tambah Danu.
Anak-anak yang lain juga dibuat takjub dengan robot milik Andi. Robot itu bisa berjalan ke segala arah. Saat ada benda di depannya, robot itu bisa berputar sendiri mencari jalan lain.
Danu terus teringat dengan robot Andi sampai rumah.
“Ibu, Danu minta belikan robot-robotan dong! teman-teman Danu sudah pada punya,” pinta Danu.
“Kamu main pakai robot yang dulu saja, ya!” balas Ibu.
“Tapi Bu, robot Danu yang dulu kan, nggak bisa gerak sendiri. Kalau yang sekarang lagi nge-trend itu robot yang bisa jalan sendiri, bisa mengeluarkan suara juga, Bu. Danu nggak mau main robot yang dulu.”
“Belikan ya, Bu. Masa cuma Danu yang nggak punya,” rengek Danu.
“Uang Ibu nggak cukup buat beli robot seperti itu,” jawab Ibu sembari menyetrika pakaian.
“Ibu kamu benar, Danu. Lagi pula, mainan seperti itu biasanya kan, musiman. Nanti ada lagi mobil-mobilan terbaru, kamu minta beli lagi. Sayang uangnya,” ujar Bapak yang sedari tadi mendengarkan percakapan Danu dan ibu.
“Kenapa sih, Bapak nggak kerja di kantor saja? Jadi kan, punya uang yang banyak,” ucap Danu.
“Bekerja itu yang penting halal. Bekerja sebagai tukang service lebih baik daripada Bapak nggak punya pekerjaan, gimana?” ucap Bapak terkekeh.
Bapak memang orang yang sabar. Tapi tidak dengan Danu. Dia malah manyun mendengar jawaban Bapak dan segera pergi ke kamarnya.
Danu ngambek gara-gara tidak dibelikan robot-robotan oleh orang tuanya. Dia jadi jarang bicara dengan ibu dan bapaknya.
Setelah dua hari ngambek, Danu tak tahan juga. Dia akhirnya minta maaf.
“Sudah capek ngambeknya?” ledek Bapak.
“Hehee... ngambek itu nggak enak, Pak,” balas Danu.
“Jadi kamu sudah melupakan mainan robot itu?” tanya Ibu.
Danu menggeleng dengan cepa sambil tersenyu.
“Danu akan menabung. Kata Bu Guru, sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Jadi, sebagian uang saku Danu akan ditabung. Nanti kalau sudah satu bulan, uangnya buat beli mainan robot yang keren,” jelas Danu dengan semangat.
Ibu dan Bapak mendukung Danu untuk menabung.
Sebelum berangkat sekolah, Danu memasukkan setengah dari uang sakunya ke dalam celengan. Dia takut kalau sudah dibawa ke sekolah akan dipakai untuk jajan.
Dua minggu sudah Danu menabung. Dia tidak jajan banyak di sekolah. Akibatnya, Danu cepat merasa lapar. Dia langsung makan setelah pulang sekolah.
Siang itu, saat Danu sedang menonton TV, Bapak pulang dan duduk di samping Danu.
“Danu, ini buat kamu!” kata Bapak sambil memberikan sebuah kantong plastik pada Danu. Bapak tersenyum ceria saat memberikannya.
“Ini apa, Pak?” tanya Danu penasaran.
“Buka saja!” kata Bapak.
Danu bertanya-tanya apa sebenarnya isi dari kantong plastik yang diberikan Bapak. Seperti ada kotak di dalamnya. Jarang sekali Bapak memberikan sesuatu seperti itu. Padahal hari itu juga bukan ulang tahunnya.
“Woah, Pak, ini robot-robotan buat Danu?” teriak Danu dengan senangnya. “Iya, itu buat kamu.”
“Terima kasih ya, Pak. Danu senang sekali. Ini bahkan ada remot kontrolnya. Keren sekali!” ucap Danu sebari mengamati robot yang berada di tangannya.
“Iya. Bapak juga bahagia bisa memberikanmu mainan seperti itu,” ucap Bapak dengan mata berkaca-kaca.
Ibu datang menghampiri. Rupanya Ibu sudah tahu perihal robot itu.
“Ada yang memberikan robot itu pada Bapak sewaktu membetulkan Radio miliknya. Katanya robot-robotan itu milik anaknya yang sudah SMA. Robot itu juga sudah rusak. Bapak coba membetulkannya dan ternyata bisa,” cerita Bapak panjang lebar.
“Danu senang sekali, Pak. Maafkan Danu karena pernah merendahkan pekerjaan Bapak sebagai tukang servis barang elektronik.” Danu memeluk Bapaknya.
“Bapakmu itu memang hebat. Kamu juga hebat karena mau menabung,” ucap Ibu bahagia.
Danu bahagia sekali. Robot idaman sudah berada ditangannya. Uang yang sudah ditabung selama ini akan dia simpan untuk keperluan lain.
⃰ ⃰ ⃰

Semoga bisa bermanfaat, ya. Tapi jangan sampai dimanfaatkan untuk keperluan yang tidak baik. 

Kenangan tak pernah hilang. Ia tersimpan dalam laci terkunci bertuliskan kenangan.

No comments:

Post a Comment