Monday, May 7, 2018

Jatuh Cinta pada Buku Anak

Assalamu'alaikum

Setiap orang mempunyai minatnya masing-masing. Atau mungkin, bisa disebut selera. Eits, kali ini saya bukan mau bahas soal selera makanan, ya. Saya mau cerita soal selera buku.

Kenapa buku? 

Ya iya, karena dari awal blog ini dibuat memang sudah mengarah ke sana dan saya suka membaca buku. Tapi kalau dipikir lagi, sukanya saya sama buku masih belum seberapa dibandingkan seorang teman yang sering sekali resensinya nongol di surat kabar hampir setiap hari. 

Meski begitu, setiap hari saya tetap membaca buku. Ya, walaupun kadang cuma 1-5 halaman, hee... Tapi jangan salah, kalau sudah niat mau menyelesaikan suatu bacaan, saya bisa membaca buku sampai 50 halaman. Maksudnya 50 halaman buku anak. Wkwkwk... 

Kenapa buku anak? 

Karena saya jatuh cinta pada buku anak. Kalau tidak salah awal tahun 2016, saya kepengen pake banget mempunyai buku anak berjudul "Dreamlets". Buku itu saya lihat di FB (Lagi-lagi Facebook, hee). Saya lihat sampulnya, sedikit ulasannya. Coba browsing resensinya. Dan,,, saya semakin ingin memilikinya.
Buku Dreamlets Sang Pembuat Mimpi

Saya lihat di lapak penjual buku online. Cover buku itu membuat saya ingin melihatnya, lagi, lagi, dan lagi. Di sana juga diperlihatkan sekilas bagian isi bukunya. Emaaaak, saya ingin punya!

Saya chat dengan si penjual, bertanya darimana barang dikirim. Setelah tahu, saya coba cek sendiri ongkirnya. Dan, menurut saya ongkirnya mahal. Huft.

Saya facebook-an lagi, dan nemu salah satu penulis yang jualan buku. Waktu itu lagi ada buku murah yang mau dijual. Ditambah lagi, ada buku cara menulis cerita anak yang keren. Saya pesan, deh. Coba tanya ini itu, sekalian bertanya apa menjual buku Dreamlets. Ternyata tidak.

Padahal saya ingin banget punya buku Dreamlets. Si penulis memberikan solusi kalau beliau bisa memesankannya pada penerbit. Oke deh, fix aku pesan. Tidak mau rugi ongkir, saya pesan juga buku lain yang masih ada hubungannya degan tulis-menulis. 

Saat bukunya sampai, Whoaaa.... saya senang. Alhamdulillah, buku yang diimpikan sudah di tangan. Bolak-balik halaman demi halaman, lihat gambarnya, baca sekilas. Benar, ini buku anak karya anak bangsa yang menurut saya tidak biasa.

Halaman cover bab 1

Menurut saya, buku Dreamlets karya Mbak Arleen ini luar biasa. Penggambarannya cakep. Mbak EorG aka. Evelyn Ghozali berhasil menuangkan kisah Dreamlets ini dengan ilustrasi yang ciamik. Berasa kaya nonton film animasi. Padahal ini buku anak bergambar (picbook). Memang bukan picbook biasa. Picbook ini terdiri dari 11 bab yang saling terkait. Jadi, seperti novel. Jumlah halamannya juga berbeda dengan picbook biasa yang kadang hanya 24 atau 32 halaman. Buku ini terdiri dari 202 halaman. 

Isi buku Dreamlets

Buku yang mengisahkan sebuah makhluk kecil bernama Dreamlets ini bisa dijadikan sebuah buku peralihan sebelum anak membaca novel. Didalamnya tersirat pelajaran-pelajaran berharga seperti kebaikan, kekeluargaan, persahabatan, dan ketulusan. 

Selain para Dreamlets, saya juga tak bisa melupakan Emma. Seorang anak yang tinggal di panti asuhan hingga akhirnya menemukan kebahagiaan.

Itulah buku anak pertama yang membuat saya jatuh cinta. Maksudnya, jatuh cinta pada buku anak di usia yang tak lagi anak-anak. Mungkin tidak wajar, tapi itulah saya. Ini adalah awal saya mulai kembali suka membaca buku anak. Dari sini juga saya ingin membuat buku anak.

Ssstt,,, sebagai bocoran, para Dreamets lahir di tanggal 29 Februari. Jadi, tidak setiap tahun kamu bisa menemuinya. Hehe...

Cukup sekian cerita dari saya. 😀

No comments:

Post a Comment