Sunday, August 19, 2018

Ide Cerita Anak


Apa itu ide?
 
Di KBBI, ide adalah rancangan yang tersusun di dalam pikiran; gagasan; cita-cita.
Untuk menuliskan sebuah cerita anak, kita membutuhkan ide. Ide itu ibarat sebuah benih. Bayangkan jika tidak ada benih, maka tidak ada yang bisa tumbuh. Tidak ada ide, maka tidak ada pula yang dapat dituliskan.

Dari mana datangnya ide cerita anak?
Dari mata turun ke hati. Hehehe... nggak ding, bercanda. Tapi, ini bisa juga terjadi. 😆
Ide cerita anak bisa datang dari mana saja. Berdasarkan pengalaman saya yang masih seuprit, ide itu kadang bahkan bisa muncul saat kita memikirkan satu kata. Ya, satu kata.
Itu baru satu jalan untuk mendapatkan ide. Masih ada jalan lain untuk mendapatkan ide. Yuk, ah, langsung saja!


1. Dari pengalaman pribadi
Ini sering saya lakukan. Kadang, saya teringat dengan pengalaman masa kecil. Dari pengalaman itu, saya memikirkan sebuah cerita yang mungkin terjadi. Bahkan, pengalaman pribadi yang baru-baru terjadi juga bisa dijadikan ide sebuah cerita anak.
Karena cerita anak nggak melulu harus diambil dari pengalaman pas masa kanak-kanak. Yang sudah baca cerita ‘Lomba Azan’ pasti tahu dong, ya. Itu adalah salah satu cerita dari dibuat dari pengalaman pribadi. Yang belum baca, bisa baca di sini

Cerita dari pengalaman pribadi ini nggak mesti plek atau sama persis dengan pengalaman yang kita alami. Kita bisa mengembangkannya. Jadi, kita ambil idenya saja atau garis besarnya saja. Selebihnya biarkan imajinasi kita bermain.

2. Dari membaca buku
Membaca buku menjadi salah satu hal yang wajib dilakukan penulis. Saat membaca buku, kita akan mendapatkan banyak ide jika kita bisa menangkapnya. Misal, kita membaca buku tentang laut, lalu kita jadi mempunyai ide untuk membuat cerita anak tentang pengalaman menyelam di laut.


3. Dari menonton film
Saya suka menonton film animasi. Biarlah yang bilang saya kaya anak kecil, masih suka nonton Doraemon atau Upin Ipin. Haha... Kadang, dari serial atau film animasi saya bisa dapat ide cerita atau tahu kebiasaan anak-anak atau belajar mengembangkan imajinasi.

4. Dari melihat gambar
Sebuah gambar yang kita lihat bisa membuat otak kita berpikir tentang sesuatu yang berkaitan dengan gambar. Misal, kita lihat jendela, lantas otak otomatis terpikir kalau jendela itu sesuatu yang ada di sebuah rumah, bisa membuat ruangan terang, atau bisa mengalikan udara segar. Nah, dari penerjemahan ini bisa terbentuk sebuah cerita. Ada beberapa cerita yang saya tulis berdasarkan melihat sebuah gambar. Dan Alhamdulillah cerita-cerita itu dimuat di surat kabar. Seperti cerita Sepeda Ontel Tio yang dimuat di Lampung Post.

5. Dari memperhatikan orang
Kalau yang ini, kita bisa bermain di karakter. Misal, kita memperhatikan orang yang cerewet. Dari ‘cerewet’ ini bisa kita kembangkan.

6. Dari sebuah mimpi
Ini termasuk yang langka. Sepertinya saya belum pernah dapat dari ini, tapi ada penulis yang pernah melakukannya. Jadi, saya tuliskan. Siapa tahu cocok sama kamu (ceileeh cocok, :D ).

7. Dari iklan
Ini hampir sama dengan melihat gambar, sih.

8. Dari percakapan
Bercakap-cakap juga bisa dijadikan ide lho, asalkan percakapannya ini yang berguna, jangan soal ngomongin orang (ghibah), apalagi fitnah. Aduuh,,,, jangan sampe! Misal, kita bahas gorengan yang banyak minyaknya dan bikin sakit tenggorokan. Jadi deh, satu ide cerita yang pesannya jangan terlalu banyak makan gorengan. Saya pernah menuliskan soal gorengan ini jadi fabel. Judulnya, “Nyanyian Popi Si Kuda Poni”.

9. Dari melihat tempat
Buat yang suka jalan-jalan asik, deh. Melihat sebuah tempat baru bisa menjadi sebuah ide cerita. Sebenarnya, tempat apa saja, sih. Nggak harus tempat wisata. Misal, lihat tempat pengumpulan sampah, jadi deh ide cerita soal daur ulang.

10. Dari pikiran
Kalau ini yang terlintas di pikiran, kita tuliskan. Kadang terpikir begitu saja. Misal, terpikir sebuah kata ‘Perbedaan’. Kita bisa kembangkan jadi sebuah ide cerita. Kata yang terpikir ini bisa kita lanjut tuliskan dan kembangkan apa-apa saja yang terkait perbedaan.

11. Dari perasaan
Ini dalem. Haha... Maksud perasaan di sini, bisa perasaan yang kita rasakan. Sedih, senang, kecewa, menyesal, dan yang lainnya. Contoh: Perasaan menyesal. Kita bisa jadikan sebuah ide cerita tentang penyesalan yang selanjutnya bisa kita kembangkan penyesalan-penyesalan apa yang mungkin dialami oleh seorang anak.

12. Hmm,,,coba kamu isi sendiri deh! 😂 
Iya siapa tahu kamu ada cara lain, hee...

Intinya sih, ide itu buanyaak. Yang penting, kita bisa menangkapnya. 

Oke, itu saja dari saya. Sering-sering mampir sini, ya. Biar saya tambah semangat nulisnya. 
 


No comments:

Post a Comment