Apa itu ide?
Di KBBI, ide adalah rancangan yang tersusun di dalam pikiran; gagasan; cita-cita.
Untuk menuliskan sebuah cerita anak, kita membutuhkan ide. Ide
itu ibarat sebuah benih. Bayangkan jika tidak ada benih, maka tidak ada yang bisa
tumbuh. Tidak ada ide, maka tidak ada pula yang dapat dituliskan.
Dari mana datangnya ide
cerita anak?
Dari mata turun ke hati. Hehehe... nggak ding, bercanda. Tapi, ini bisa juga terjadi. 😆
Ide cerita anak bisa datang dari mana saja. Berdasarkan
pengalaman saya yang masih seuprit, ide itu kadang bahkan bisa muncul saat kita
memikirkan satu kata. Ya, satu kata.
Itu baru satu jalan untuk mendapatkan ide. Masih ada jalan
lain untuk mendapatkan ide. Yuk, ah, langsung saja!
1. Dari pengalaman pribadi
Ini sering saya
lakukan. Kadang, saya teringat dengan pengalaman masa kecil. Dari pengalaman itu,
saya memikirkan sebuah cerita yang mungkin terjadi. Bahkan, pengalaman pribadi
yang baru-baru terjadi juga bisa dijadikan ide sebuah cerita anak.
Karena cerita
anak nggak melulu harus diambil dari pengalaman pas masa kanak-kanak. Yang sudah
baca cerita ‘Lomba Azan’ pasti tahu dong, ya. Itu adalah salah satu cerita dari
dibuat dari pengalaman pribadi. Yang belum baca, bisa baca di sini.
Cerita dari
pengalaman pribadi ini nggak mesti plek atau sama persis dengan pengalaman yang
kita alami. Kita bisa mengembangkannya. Jadi, kita ambil idenya saja atau garis
besarnya saja. Selebihnya biarkan imajinasi kita bermain.
Membaca buku
menjadi salah satu hal yang wajib dilakukan penulis. Saat membaca buku, kita
akan mendapatkan banyak ide jika kita bisa menangkapnya. Misal, kita membaca
buku tentang laut, lalu kita jadi mempunyai ide untuk membuat cerita anak
tentang pengalaman menyelam di laut.
3. Dari menonton film
Saya suka
menonton film animasi. Biarlah yang bilang saya kaya anak kecil, masih suka
nonton Doraemon atau Upin Ipin. Haha... Kadang, dari serial atau film animasi
saya bisa dapat ide cerita atau tahu kebiasaan anak-anak atau belajar mengembangkan
imajinasi.
4. Dari melihat gambar
Sebuah gambar
yang kita lihat bisa membuat otak kita berpikir tentang sesuatu yang berkaitan
dengan gambar. Misal, kita lihat jendela, lantas otak otomatis terpikir kalau
jendela itu sesuatu yang ada di sebuah rumah, bisa membuat ruangan terang, atau
bisa mengalikan udara segar. Nah, dari penerjemahan ini bisa terbentuk sebuah
cerita. Ada beberapa cerita yang saya tulis berdasarkan melihat sebuah gambar. Dan
Alhamdulillah cerita-cerita itu
dimuat di surat kabar. Seperti cerita Sepeda Ontel Tio yang dimuat di Lampung Post.
5. Dari memperhatikan
orang
Kalau yang
ini, kita bisa bermain di karakter. Misal, kita memperhatikan orang yang
cerewet. Dari ‘cerewet’ ini bisa kita kembangkan.
6. Dari sebuah mimpi
Ini termasuk
yang langka. Sepertinya saya belum pernah dapat dari ini, tapi ada penulis yang
pernah melakukannya. Jadi, saya tuliskan. Siapa tahu cocok sama kamu (ceileeh
cocok, :D ).
7. Dari iklan
Ini hampir
sama dengan melihat gambar, sih.
8. Dari percakapan
Bercakap-cakap juga bisa dijadikan ide lho, asalkan percakapannya ini yang berguna,
jangan soal ngomongin orang (ghibah), apalagi fitnah. Aduuh,,,, jangan
sampe! Misal, kita bahas gorengan yang banyak minyaknya dan bikin sakit
tenggorokan. Jadi deh, satu ide cerita yang pesannya jangan terlalu banyak
makan gorengan. Saya pernah menuliskan soal gorengan ini jadi fabel. Judulnya, “Nyanyian
Popi Si Kuda Poni”.
9. Dari melihat tempat
Buat yang
suka jalan-jalan asik, deh. Melihat sebuah tempat baru bisa menjadi sebuah ide
cerita. Sebenarnya, tempat apa saja, sih. Nggak harus tempat wisata. Misal,
lihat tempat pengumpulan sampah, jadi deh ide cerita soal daur ulang.
10. Dari pikiran
Kalau ini
yang terlintas di pikiran, kita tuliskan. Kadang terpikir begitu saja. Misal,
terpikir sebuah kata ‘Perbedaan’. Kita bisa kembangkan jadi sebuah ide cerita. Kata
yang terpikir ini bisa kita lanjut tuliskan dan kembangkan apa-apa saja yang
terkait perbedaan.
11. Dari perasaan
Ini dalem. Haha... Maksud
perasaan di sini, bisa perasaan yang kita rasakan. Sedih, senang, kecewa,
menyesal, dan yang lainnya. Contoh: Perasaan menyesal. Kita bisa jadikan sebuah
ide cerita tentang penyesalan yang selanjutnya bisa kita kembangkan
penyesalan-penyesalan apa yang mungkin dialami oleh seorang anak.
12. Hmm,,,coba kamu isi sendiri deh! 😂
Iya siapa tahu kamu ada cara lain, hee...
Intinya sih, ide itu buanyaak. Yang penting, kita bisa menangkapnya.
Oke, itu saja dari saya. Sering-sering mampir sini, ya. Biar saya tambah semangat nulisnya.
No comments:
Post a Comment